Prestasi luar biasa dalam dunia pendidikan adalah hasil dari kombinasi bakat, kerja keras, dan ketekunan. Inilah yang dapat ditemukan dalam kisah inspiratif Tea Putri Azyyati, seorang siswa kelas 6 yang patuh, rajin dan giat berlatih. Dengan dedikasinya yang tak kenal lelah, dia berhasil lolos sebagai Semifinalis Lomba Pidato Bahasa Inggris (Erlangga English Speech Contest 2023) Tingkat Provinsi yang diselenggarakan di Bandung. Tentu saja prestasi tersebut menjadi kebanggaan sekolahnya (SDN 2 Sukaresik), dan memberikan inspirasi bagi teman-teman dan adik kelasnya.
Siswi yang akrab disapa “Tea” itu adalah seorang siswi berusia 12 tahun, sosok cerdas yang terbilang berbakat di bidang bahasa. Namanya mulai dikenal sejak mengikuti lomba pidato bahasa Inggris, ia dikenali banyak orang tak hanya di sekolahnya bahkan di lingkungan desa kelahirannyapun dikenal dengan baik. Meskipun awalnya ragu, dan sedikit tak percaya mendapat kesempatan itu, karena baginya itu adalah untuk pertama kalinya. Dia tidak menyerah untuk tetap berusaha dan mencoba berbagai cara dalam memaksimalkan bakatnya.
Anak dari pasangan Dadang Mulyadi dan Eulis Suherti ini menunjukkan komitmen dan semangat tinggi untuk berlatih secara intensif. Dia menyempatkan waktu setiap harinya untuk mengasah kemampuan berbicara bahasa Inggrisnya. Ketekunannya tidak hanya berlaku di sekolah, tetapi juga di rumah. Hal itulah yang menjadikannya tak pernah luput dari pantauan guru pendampingnya dan menjadi siswa yang paling direkomendasikan untuk beberapa event perlombaan yang tak terbatas pada lomba yang berbau bahasa Inggris.
Ia rajin mencari referensi bahan-bahan pidato dari berbagai sumber, membaca buku-buku berbahasa Inggris untuk memperkaya kosakata bahasa Inggris, serta berlatih pidato di depan cermin untuk memperbaiki intonasi dan gerakan tubuh yang tepat. Itulah yang selalu ia upayakan di tengah godaan dan tantangan sekitar yang kebanyakan anak seusianya sibuk bermain game kesukaanya. Ia tetap fokus pada apa yang menjadi tugasnya, fokus menjaga kepercayaan guru-gurunya yang telah memberinya kesempatan dan mau mendampingi proses berlatihnya dari awal hingga akhir perlombaan.
Namun sekuat-kuatnya ia menjaga, proses menuju kemenangan itu memanglah tidak mudah. Ada momen-momen ketika semangatnya menurun, tetapi ia berusaha bangkit kembali. Terlebih ketika ia jatuh sakitpun ia tetap semangat dan selalu berusaha menguatkan dan meyakinkan kemampuan dirinya. Dia merasa memiliki dukungan yang kuat dari orang tua dan guru-gurunya yang selalu memberinya dukungan. Dengan begitu, dia belajar untuk tetap optimis dan berjuang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Bahkan dalam banyak kegiatan latihan rutinnya yang dilakukan di luar jam sekolah, ia rela berjalan kaki dari rumah ke sekolah dengan jarak tempuh yang cukup jauh dan menanjak. Meskipun ia terlahir dari keluarga yang terbilang berkecukupan di lingkungannya, ia tak serta merta menyandarkan dirinya pada zona nyaman. Dia begitu bersahaja dan dapat dengan mudah berbaur dengan teman-temannya serta selalu berusaha rendah hati, walau dengan balutan prestasi yang ia torehkan.
Pada hari dimana tibanya seleksi nasional yang dilaksanakan secara online, Tea tampil mengesankan dengan pidatonya yang penuh makna dan menginspirasi. Kemampuan berbicaranya yang sudah cukup fasih, intonasi yang tepat, serta ekspresi wajah yang menunjukkan rasa percaya diri membuatnya lolos ke tingkat Provinsi. Untuk lomba tingkat provinsi, Tea menambah jam latihan untuk meningkatkan kemampuan pidatonya. Meskipun harus menghadapi tekanan dan persaingan yang lebih ketat, dia tetap bersemangat dan percaya diri. Dia menyadari bahwa ini adalah peluang besar untuk meyakinkan sejauh mana kemampuannya, lalu dengan itu iapun dapat menginspirasi banyak orang terkhusus di lingkungan tempat kelahirannya, Desa Sukaresik, Kecamatan Sindangkasih.
Peraih juara “Pemilihan Siswa Terbaik 2023” itu memberikan penampilan terbaiknya dengan membawakan pidato tentang “How to Study Smarter”. Dengan ketatnya persaingan yang ada, ia belum berhasil melaju ke babak berikutnya yaitu babak Semifinal Nasional. Dia baru berhasil sebagai Semifinalis di Tingkat Provinsi atau Quarterfinalis Nasional. Namun pencapaian itu tetap menjadi hal yang luar biasa bagi dirinya dan menjadi kebanggaan bagi SDN 2 Sukaresik dan juga keluarganya.
Dia tidak berhenti di situ, ia terus berlatih dan belajar untuk mengasah bakatnya di bidang bahasa, baik untuk perlombaan berikutnya maupun sebagai kebutuhan upgrade diri. Selain itu, ia juga berencana untuk berbagi pengalaman dengan teman-teman sekelas dan siswa lainnya. Diapun tidak lupa untuk selalu menyampaikan rasa syukur kepada Allah Swt. dan juga terimakasih kepada semua guru terutama guru pembimbingnya dan semua pihak yang mendukung dan mendoakannya.
Haifa, Naura dan Humaira pun yang merupakan teman seperjuangan sekaligus adik kelasnya dalam latihan tak kalah hebat. Mereka bertiga adalah juara kelas dan sering juara dalam berbagai event lomba menggambar dan mewarnai di tingkat daerah. Namun memang mereka belum berhasil dalam lomba pidato bahasa Inggris kali ini. Itupun menjadi tanggung jawab Tea sebagai kakak kelas tertua dan sebagai figur dari Siswa Terbaik 2023 untuk memberikan motivasi dan berbagi pengalaman dirinya.
Kisah ini menjadi bukti bahwa ketekunan, kerja keras, dan semangat yang tinggi dapat membawa seseorang meraih prestasi yang gemilang. Dia menunjukkan kepada semua siswa di SDN 2 Sukaresik bahwa dengan usaha dan tekad yang kuat, siapa pun dapat mencapai impian dan meraih kesuksesan. Meskipun kesuksesannya ini belum sampai pada puncaknya. Tentu saja baginyapun itu belum cukup dan tak kan pernah berhenti untuk mengukir prestasi tertinggi. Semoga kisah Tea ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak pernah berhenti berusaha dan meraih prestasi apapun itu dalam kehidupan kita sehari-hari. (Galang/*AK)