Tepat dalam upacara peringatan Hari Santri Nasional Tingkat Kabupaten Karawang Tahun 2019 yang dipusatkan di Plaza Pemda Karawang, Bupati Karawang, dr. Hj. Cellica Nurrachadiana selaku pimpinan upacara sekaligus meluncurkan Gerakan Maghrib Mengaji.
Melalui Gerakan Magrib Mengaji tersebut, Bupati Karawang mengajak kepada seluruh umat Islam di Kabupaten Karawang untuk berupaya mengarahakan anak-anaknya, khususnya usia 6 s/d 18 tahun untuk sama-sama mengikuti pengajian yang diawali dengan Shalat Maghrib berjamaah dilanjutkan dengan pengaiian dan diakhiri dengan Shalat Isya berjamaah di masjid atau musholla terdekat agar anak-anak ini memiliki integritas yang tinggi terhadap bangsa. negara dan agamanya. sehingga mereka kedepan akan menjadi penerus bangsa yang handal tangguh dan memiliki kemampuan spiritual yang tinggi dalam membangun bangsa dan negaranya.
“Untuk itu kepada seluruh aparatur pemerintah disemua tingkatan hingga tingkat RW dan RT serta para ustadz/ustadzah dan tokoh masyarakat untuk lebih mencurahkan perhatiannya terhadap pendidikan spiritual bagi generasi penerus bangsa di Kabupaten Karawang melalui Gerakan Maghrib Mengaji ini.” ujar Bupati.
Hadir dalam kegiatan tersebut pimpinan unsur Forkopimda Kabupaten Karawang, jajaran pengurus PCNU Kabupaten Karawang KH. Ahmad Ruhiyat Hasby (Kang Uyan). Kepala Kemenag Kabupaten Karawang H.Sopian,S.Pd.I., M.Si Beserta Kepala Perangkat Daerah (PD) Kabupaten Karawang, perwakilan pengurus DPD Muhammadiyah, LDII dan dan santriwan-santriwati dari berbagai Pondok Pesantren yang ada di wilayah Kabupaten Karawang, serta para pelajar dibawah naungan NU Kabupaten Karawang serta hadirin tamu undangan lainnya.
Dalam apel Hari Santri Nasional kala itu, Bupati Karawang membacakan amanat dari Menteri Agama Republik Indonesia yang menggarisbawahi isu perdamaian diangkat dalam tema berdasar fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian. Sebagai laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran Islam rahmatanlilalamin, Islam ramah dan moderat dalam beragama. Sikap moderat dalam beragama sangat penting bagi masyarakat yang plural dan multikultural. dengan cara seperti inilah keragaman dapat disikapi dengan bijak serta toleransi dan keadilan dapat terwujud. Semangat ajaran inilah yang dapat menginspirasi santri untuk berkontribusi merawat perdamaian dunia.
(Laporan Khusus Jodi Setiawan)