Tasikmalaya, Duta Priangan – Dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan menjaga tekanan inflasi dari komoditas volatile food, khususnya beras, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tasikmalaya bersama dengan pemerintah daerah Kabupaten Tasikmalaya melakukan pengembangan Klaster Padi dengan Budidaya Organik di Kec. Sukahening, Kab. Tasikmalaya.
Pengembangan Klaster Padi tersebut diawali dengan penandatanganan kesepakatan bersama tentang kerjasama pengembangan ekonomi antara Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya pada tanggal 18 Juli 2018.
Kepala KPw BI Tasikmalaya, Heru Saptaji mengatakan, kegiatan pelatihan dan praktek on farm dibimbing langsung oleh Dr. Nugroho Widiasmadi melalui inovasi teknologi MAI 1, untuk penanaman demplot perdana dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2018 oleh Bupati Tasikmalaya kala itu, Bapak Uu Ruzhanul Ulum.
“Selanjutnya, pada hari ini, tanggal 6 Desember 2018, dilakukan panen perdana demplot Klaster Padi Sukahening dengan hasil produktivitas panen yang meningkat hingga 92,3% untuk GKP atau 1 1 1 % untuk GKG, yaitu dari 6,5 ton GKP/ha atau 4,5 ton GKG/ha menjadi 12,5 ton GKP/ha atau 9,5 ton GKG/ha,” Paparnya.
Ia melanjutkan, untuk Klaster Padi Sukahening terdiri dari 10 kelompok tani anggota Gapoktan Agro Mandiri Sukahening dengan jumlah petani sekitar 354 orang. Pembuatan demplot dilakukan di 5 lahan yang berlokasi di 3 desa dengan total luas lahan 174 ha.
Kelima demplot tersebut adalah milik: 1) Kelompok Tani Sri Mulya Rasa 2 (1 500 m 2);
2). Kelompok Tani Sauyunan (2500 m 2); 3). Kelompok Tani Mekar Jaya (1 500 m 2);
4). Kelompok Tani Sri Asih Maju (4500 m 2);
5). Kelompok Tani karya Mukti (1 500 M 2).
“Program Pengembangan Klaster Padi Sukahening difokuskan pada efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas dengan metode sistem budidaya organik berbasis teknologi MAI 1 . Program ini dilakukan secara bertahap dan multiyear selama 3 tahun,” tambahnya.
Masih dikatakan Heru, pada tahun 2018 merupakan Fase Pertumbuhan dimana dilakukan program pelatihan teknik budidaya pertanian organik secara teori dan praktek on farm, serta pelatihan penguatan kelompok dan pendampingan pelaksanaan fungsi-fungsi pada struktur organisasi Gapoktan.
“Selanjutnya pada tahun 2019 merupakan Fase Pengembangan dimana petani diharapkan mampu membuat pola tanam yang benar (cuaca, rotasi tanaman, dan siklus tanam), pengelolaan pasca panen yang baik, serta sudah terbentuknya lembaga keuangan kelompok tani,” terangnya.
Terakhir Heru menerangkan, pada tahun 2020 merupakan Fase Kemandirian dimana Klaster Padi Sukahening mampu menjadi klaster yang mandiri dan berkelanjutan dengan fokus kegiatan untuk mendorong pengembangan pasar dan membuka jalur akses permodalan.
Sebagai tambahan informasi, Kegiatan Pengembangan Klaster yang sudah dilakukan sejak Juli 2018 adalah pelatihan oleh Anza School dari Semarang yang dipimpin oleh Dr. Nugroho Widiasmadi mengenai program budidaya padi dengan sistem organik menggunakan teknologi MAI 1. ( Abi )