Lulu Rahmat: “Pihak Aparat Penegak Hukum Harus Segera Turun Tangan, Sebelum Hasil Pekerjaan Tersebut Menuai Bencana”
Tasikmalaya, Duta Priangan – Bila melihat tema kegiatan program dimaksud adalah Revitalisasi yang bermakna sebuah proses atau tindakan guna memulihkan kembali suatu hal yang sebelumnya memang dianggap kurang berdaya guna.
Seperti halnya kegiatan program pemulihan fungsi bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri Satu Atap (SMPN Satap) 1 Pancatengah yang berdomisili di Jayamukti Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya ini menuai sorotan tajam dari aktivis setempat Lulu Rahmat.
Lulu dengan vulgar menyebut pihak pelaksana kegiatan Revitalisasi Bangunan SMPN Satap 1 Pancatengah dalam pengerjaannya terlihat asal-asalan. Padahal menurut Lulu bila melihat pagu anggaran yang dikeluarkan pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya tersebut sangat fantastis hampir mendekati angka 1 milliar rupiah sedangkan yang terlihat baik dari segi pelaksanaan maupun material yang digunakan sangat dibawah standar.
“Selaku masyarakat lokal saya terpanggil untuk memastikan bahwa pengerjaan revitalisasi bangunan sekolah bagi anak-anak kami mengenyam pendidikan harus dipastikan hasilnya baik agar aman dan nyaman saat digunakan,” kata Lulu.
“Namun,” lanjut Lulu diujung ponselnya memaparkan, “Saat saya masuk melihat ke area proyek, saya melihat langsung material yang digunakan misalnya bahan atap baja ringan itu yang digunakan bahan berkualitas sangat rendah, mungkin kualitas baja ringan paling rendah yang ada dipasaran,” tandas Lulu.
Ditegaskan Lulu, “Bagaimana saya tidak menyebut pekerjaan dengan anggaran 925 juta lebih itu asal-asalan. Selain dari prosesnya nyaris tidak ada pengawasan hingga satu pun pihak berkompeten bisa ditemui dilapangan, termasuk pihak pelaksana, bahkan pihak dinas terkait sendiri saat saya hubungi nampak enggan memberikan komentar, padahal saya melakukan hal itu demi kebaikan semua, utamanya agar hasil pekerjaan tersebut betul-betul tepat guna dan manfaat serta aman dari berbagai kemungkinan bencana, pasalnya bangunan tersebut akan digunakan aktivitas pendidikan anak-anak kami, yang merasa khawatir atas beberapa kejadian bencana yang melanda ambruknya atap sekolah dan itu salah satu faktor tidak adanya pengawasan yang pada akhirnya pihak pelaksana mengerjakannya asal jadi,” ujar Lulu.
Lulu meyebut sengaja menemui Ketua Komite SMPN Satap 1 Pancatengah, Aj. Opa yang juga selaku pemuka masyarakat setempat yang memiliki harapan sama dengannya (Lulu-red) agar pengerjaan revitalisasi sekolahnya tersebut dilaksanakan dengan sebaik mungkin dan menggunakan bahan sesuai spesifikasinya agar hasil bagus dilihat juga aman dan nyaman digunakan. Diakhir percakapan dengan Duta Priangan Lulu sangat berharap agar hal ini menjadi perhatian semua pihak baik itu inspektorat maupun pihak aparat penegak hukum agar segara bertindak melakukan antisipasi adanya perbuatan melawan hukum atas proyek tersebut.
Duta Priangan mencoba menghubungi pihak terkait, salah satunya pihak berkompeten di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, namun hingga berita ini dilansir belum memberikan jawaban atas konten berita sebelum diterbitkan. Selaras dengan tufoksi Pers, Duta Priangan akan segera memberikan hak jawabnya kepada pihak berkompeten dan terkait. (AA)