Banjar, Duta Priangan – Akhir-akhir ini, hampir disemua wilayah melaporkan terjadinya lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), seiiring dengan musim penghujan yang masih berlangsung, tak terkecuali di wilayah kerja Puskesmas Purwaharja 1 Kota Banjar terjadi lonjakan kasus dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 sebanyak 7 kasus, tahun 2024 sampai berita. Ini dilansir terjadi 10 kasus.
Memperhatikan hal itu, Puskesmas Purwaharja 1 menanggapi serius dengan membentuk tim Penyelidikan Epidemologi (PE) yang dikomandani langsung oleh kepala Puskesmas, Iin Solikin, S.KM, sebagai upaya penyelidikan/investigasi fokus penularan penyakit dengue yang meliputi kegiatan pencarian/identifikasi adanya kasus infeksi dengue lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat umum yang berada dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter.
Dalam sebuah kesempatan, Iin kepada awak media menerangkan tujuan PE dimaksud ialah untuk lebih mengetahui adanya penderita dan tersangka DBD lainnya, mengetahui ada tidaknya jentik penular DBD dan menentukan jenis tindakan yang akan dilakukan. Sedangkan DBD adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue yang ditandai demam 2-7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan trombosit, adanya hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma.Dapat disertai gejala-gejala tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata.
Masih dipaparkan Iin, Virus dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang paling utama, namun spesies lain seperti Aedes albopictus(nyamuk kebun) juga dianggap sebagai vektor sekunder.
“Dan setiap adanya laporan atau temuan kasus DBD, puskesmas bersama tim melakukan apa yang namanya Penyelidikan Epidemiologi (PE). Kasus terbaru menimpa anak perempuan usia sekolah berinisial G, bertempat tinggal di lingkungan Cikadu RT.29/RW.13 Kelurahan Karangpanimbal Kec.Purwaharja,” kata Iin.
Tim PE yang dipimpin oleha kepala Puskesmas Purwaharja 1 tersebut terdiri dari Programer DBD, Tenaga Surveilans Puskesmas, dokter muda Universitas Muhammadiyah Jakarta dan kader juru pemantau jentik pada hari Sabtu (23/03/2023) berlokasi di rumah penderita. Pada kesempatan itu tim memeriksa tempat yang menjadi sarang jentik / nyamuk, seperti bak mandi, dispencer, tempat-tempat penampungan air, barang-barang bekas, ban bekas mobil yang ada di luar, ada tidaknya baju-baju yang bergelantungan dan lain-lain.
Dilaporkan khusus Kepala Puskesmas Purwaharja 1, Iin Solikin, S.KM yang juga selaku ketua tim, “Dari 20 rumah yang diperiksa terdapat 7 rumah/lingkungannya yang terdapat jentik nyamuk terduga pembawa virus DBD.Tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan PSN dengan 3 M disaat itu juga, seperti menutup, menguras / membuang air yang ada jentiknya serta mengubur barang-barang bekas,” terangnya.
“Selain itu juga,” lanjut Iin, “Tim memeriksa ada tidaknya orang yang menderita demam atau riwayat demam 1 minggu sebelumnya. Pada saat PE dilaksanakan ditemukan 2 anak menderita demam dan 1 orang dewasa demam. Untuk diketahui masyarakat, sekarang di puskesmas tersedia alat pendeteksi cepat antigen untuk menentukan DBD atau bukan, namanya NS1. Dan dalam kasus ini ternyata hasil PE (penyelidikan-red) positif, jadi selain intensifikasi PSN, larvasida dan penyuluhan, dilakukan juga fogging fokus pada area kasus,” tambahnya.
Sedangkan Fogging (pengkabutan panas) , masyarakat menyebutnya penyemprotan, dengan menggunakan mesin dilakukan apabila hasil PE dinyatakan Positif, yaitu ditemukan 1 atau lebih penderita infeksi dengue lainnya dan/atau ≥3 penderita demam tanpa sebab yang jelas dan ditemukan jentik (House Indeks ≥ 5 %).
Apabila hasil Negatif cukup dilakukan intensifikasi PSN, larvasida dan penyuluhan.
“Jadi Fogging dilakukan pada kondisi yang tepat, kalau asal fogging nanti hanya membunuh nyamuk dewasa sesaat sedangkan jentik cikal bakal nyamuk tidak terbasmi, selain itu juga khawatir berdampak kepada resistensi pada nyamuk, memerlukan anggaran yang tidak sedikit juga dampak terhadap lingkungan dan harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih “ pungkasnya. (red*/Ins)