Tasikmalaya, Duta Priangan – Adalah sebuah terobosan mencari sumber lain bagaimana caranya meningkatkan produktifitas masyarakat sehingga cita-cita meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat terwujud, jatuhlah pilihan Pemerintah Desa Pasirbatang Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya mencoba mengadopsi teknologi bioflok menjadi salah satu alternatif dalam membudidayakan ikan.
Kenapa Budidaya Bioflok Ikan Nila ini dipilihnya? Kepala Desa Pasirbatang, Yudi Saparila menguungkapkan, “Budidaya sistem bioflok penggunaan pakan lebih efisien, produktifitas tinggi, hemat air dan ramah lingkungan. Dan kenapa Ikan Nila kami pilih untuk dibudidayakan, karena ikan ini mempunyai daya toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan,” terang Yudi.
Lanjutnya, “Teknologi ini kami kembangakn di desa kami, juga karena simpel dalam penerapannya dan sangat mudah diikuti para pembudidaya ikan saat ini,” tambah Yudi.
Masih dikatakan Yudi, “Proses pengerjaan Bioflok di desa kami telah berlangsung sejak Minggu lalu. Kehadiran Bioflok di Desa Pasirbatang ini diharapkan akan menjadi sumber penghasilan bagi warga masyarakat, sehingga nantinya dapat lebih mengherankan roda perekonomian masyarakat,” ungkapnya.
Teknologi bioflok yang sekarang kita budidayakan ini menggunakan wadah dari bak terpal dengan diameter 4 meter dan dapat tanam ikan sebanyak 1.200 ekor. Untuk saat ini, baru tiga bak dan rencananya adalah 40 bak atau wadah yang akan kita siapkan,” ucapnya.
Keunggulan lain dari budidaya ikan teknologi bioflok, bisa menghemat waktu budidaya. Jika dengan keramba itu bisa sampai 6 bulan baru layak panen, sementara kalau dengan sistem bioflok cukup 3 sampai 4 bulan sudah dapat dipanen dengan besaran ikan 4 ekor perkilogramnya. (Samsu)