Bandung, Duta Priangan – Sejumlah sesepuh masyarakat adat, mulai dari Kasepuhan Adat Cipta Mulya Sukabumi sampai Kasepuhan Adat Ciptagelar Sukabumi, secara bergantian menyematkan iket sunda, pakaian adat sunda, dan menyerahkan kujang kepada Emil (Sapaan akrab Ridwan Kamil-red) pada saat Kunkernya di Alam Sentosa Eko Wisata dan Budaya Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Selasa (24/12/2019).
Gelar Lalaki Langit Lalanang Jagat yang memiliki arti gagah perkasa pun disematkan sesepuh masyarakat adat yang tergabung dalam Barisan Olot Masyarakat Adat (BOMA) Jawa Barat, Drs. Eka Santosa. Gelar tersebut ditujukan kepada pemimpin yang adil, dan mampu menaungi seluruh lapisan masyarakat.
“Ya, hari ini sesepuh BOMA Jabar menganugerahkan gelar adat. Intinya adalah gelar kepemimpinan untuk menyeimbangkan kepemimpinan yang lahir dan batin,” ujar Emil.
Dikatakan Emil, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar saat ini berkomitmen untuk memperhatikan hak masyarakat dalam berbudaya, bertradisi, dan menjaga sejarah kebudayaan. Pemda Provinsi Jabar, kata dia, bakal mendukung pelestarian kampung adat.
Selain itu, Emil mengajak sesepuh masyarakat adat di Jabar untuk ikut serta menyelamatkan alam ‘Tanah Pasundan’ dengan menyosialisasikan program penanaman 25 juta pohon di Kawasan Bandung Utara (KBU).
“Januari, tahun depan kita akan lakukan Gerakan Penyelamatan Hutan Jabar, programnya penanaman 25 juta pohon,” ucapnya.
“‘Udageuna mulya, alam sa-Jawa Barat kedah hejo deui (cita-citanya mulia, alam se-Jawa Barat harus hijau kembali-red). Kita sama-sama lakukan gerakan penyelamatan lingkungan. Saya ingin Olot-olot (sesepuh-red) jadi barisan terdepan,” tambah Emil.
Dalam acara tersebut, Emil pun mengapresiasi semua pihak yang mencintai kebudayaan Sunda. Salah satunya Pencak Silat yang tercatat sebagai warisan budaya dunia tak benda dari UNESCO.
Sementara itu, Duta Sawala BOMA Jabar, Drs. Eka Santosa menyatakan bahwa kekayaan budaya bangsa Indonesia menjadi alat pemersatu. “Nitip (Titip-red) lingkungan, gerakan hejo (Gerakan hijau-red), kepemudaan, adat dan budaya,” singkatnya. (A Ich)