Ciamis, Duta Priangan – Apa musti viral seperti halnya nasib guru honorer SDN Karyabuana 3 Pandeglang Banten, Nining Suryani yang akibat ketidak berdayaannya dari segi ekonomi ia terpaksa tinggal numpang memanfaatkan sela ruang WC sekolah. Kamera media sontak pada ngarah kesana, lalu Nnining pun mendapat perhatian serius dari pihak pemerintah, mulai dari para Menteri terkait, bahkan Camat setempat pun angkat bicara untuk memberikan perhatian.
Sosok guru honorer Nining adalah potret sesungguhnya keluhan para guru honorer pada umumnya. Guru honorer era kini sangat dibutuhkan karena memang minimnya guru PNS ditiap unit sekolah tak terbantahkan. Sementara, pemerintah sekarang nampak ogah-ogahan ngangkat guru PNS, tapi juga nampak memandang sebelah mata terhadap guru honorer, bahkan saking kalapnya melarang keras sekolah mengangkat guru honorer, alih-alih yang pasti ngk ada kemampuan untuk membayar upah yang wajar dan normal terlebih setara UMR (Upah Minimum Regional).
Pasca viralnya guru honorer Nining Suryani dipastikan ini akan membakar semangat kembali para guru honorer yang menginginkan kesejahteraan layaknya sosok guru, yang memiliki peran penting (ujung tombak) dalam penyelenggaraan proses kegiatan belajar mengajar, dipundaknya ada tanggungjawab mencerdaskan bangsa dengan upaya mencetak peserta didik yang berkualitas selaras dengan tujuan pendidikan yang termaktub dalam sisdiknas.
Untuk hal itu pula perbincangan Duta Priangan belum lama ini dengan para guru honorer yang ditemui pada initinya sama, guru honorer ini menginginkan perhatian serius, hal itu pun disuarakan guru honorer di SD Negeri 3 Sukasenang yang berada di wilayah kerja UPTD Pendidikan Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis.
SD yang dipimpin Holid, S.Pd tersebut memiliki jumlah peserta didik sebanyak 137 orang. Kurangnya tenaga pengajar, SD tersebut pun memanfaatkan tenaga guru honorer diantaranya, Rosyana yang sudah bertugas sejak tahun 2004 dan Euis Nopi, S.Pd yang juga sudah bertugas disana sejak Tahun 2006.
Kedua orang guru honorer tersebut mengungkapkan harapan akan adanya perhatian serius atas nasib dan masa depannya dari pihak pemerintah, baik dari pemerintah daerah setempat, provinsi maupun pusat.
“Terutama menyangkut nasib masa depan kami yang secara otomatis bisa terealisasi adanya pengangkatan jadi PNS, mengingat pengabdian kami sudah belasan tahun.” demikian ungkapnya. (Ronggala)