“Seni Tradisional Satu Ini Warisan Budaya Yang Patut Dipertahankan Dari Kepunahan”
Pangandaran, Duta Priangan -Lingkungseni Mustika Wangi pimpinan Dedi Rosada yang beralamat di Dusun Pejaten Desa Pejaten Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran ini sudah 34 tahun senantiasa berusaha keras meski dengan ‘Nafas Senin Kemis’ (istilah Sunda yang berarti berat mempertahankannya-red) untuk bertahan eksist menyuguhkan kreasi seni ronggeng dari sekian banyak varian seni ronggeng yang berkembang di Tanah Pasundan Jawa Barat.
Seni Ronggeng Amen demikian A Dedi (Sapaan akrab Dedi Rosada-red) menyebut seni tradisional yang melibatkan 26 personil asuhannya itu diakuinya kian hari kian berat dalam mempertahankan eksistensinya terutama sejak memasuki tahun 2000-an.
Banyak faktor memang, seiring keterbatasan minat masyarakat karena memang seni satu ini hanya diminati oleh masyarakat di Priangan Timur bagian Tenggara antaralain Ciamis-Banjar-Pangandaran juga memang pengaruh seni modern yang terus menggilas kehidupan seni tradisional, diperparah pula dengan minimnya atau kurang seriusnya perhatian pemerintah.
Hal tersebut diungkapkan A Dedi disela penampilan Lingkungseninya saat tampil disebuah hajatan warga di Kp. Cirateun Desa Putra pinggang Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran.
“Dimasa jayanya ronggeng kami bisa tampil sebanyak 17 kali setiap bulannya, tetapi sejak tahun 2000-an hanya mampu tampil sebanyak 3 kali, itupun terbatas tetangga, rekan dan handai taulan yang punya hajatnya,” ujar A Dedi.
Masih diungkapkan A Dedi, “Kami dari Lingkung Seni Ronggeng Mustika Wangi mengharapkan kepada pihak pemerintah diberbagai tingkatan jangan sampai lingkungseninya itu dilirik sebelah mata.” pungkasnya. (Abi)