Ketua BPD Waluya Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang, “Setelah dia (Kades-red) mencairkan Dana Desa Tahap III TA 2019 jangankan ngantor di desanya, dirumahnya pun tidak ada, entah kemana”
Karawang, Duta Priangan – Minimnya pengawasan instansi terkait terhadap pengelolaan Dana Desa yang dilakukan oleh Pemdes Waluya Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang, menjadi penyebab utama buruknya realisasi pembangunan. Alhasil oknum Kepala Desa Waluya, diduga kuat telah menggondol uang pencairan Dana Desa Tahap III Tahun Anggaran 2019 yang dicairkannya pada Desember kemarin itu tanpa ada realisasi program kegiatan sebagaimana mestinya. Bahkan belakangan ini (Pasca pencairan DD Tahap 3-red) Kades Waluya dimaksud entah dimana keberadaannya. Hal itu persis dikatakan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Waluya, Nadi Supendi saat pihaknya mengadukan hal tersebut kepada pihak Pemerintahan Kecamatan Kutawaluya, Rabu (15/01/2020).
Diperjelas Nadi, sejak dicairkan pada bulan Desember 2019 kemarin, Dana Desa Tahap III yang diterima Desa Waluya belum juga nampak realisasi pembangunannya. Bahkan menurut Nadi sang oknum Kades Waluya, Hermasyah alias Asep ini lebih dari 4 bulan sudah tidak jelas juga jam ngantor melaksanakan tugasnya selaku kepala desa. Lebih parah lagi setelah pencairan dana desa tahap tiga dia tidak pernah menginjakan kaki di kantor desanya ini.
“Yang nampak baru ada batu saja 2 truk, padahal realisasi Dana Desa Tahap 3 tersebut diperuntukan untuk pembangunan turap sebanyak 2 titik dan jalan setapak 2 titik,” ungkap Nadi.
Selain Dana Desa tahap 3 yang belum direalisasikan, menurutnya Dana Desa tahap 2 tahun 2019 pun sebetulnya belum rampung dikerjakan. Sejauh ini realisasi DD tahap 2 baru mencapai 70 persen, sebagai persyaratan pencairan Dana Desa tahap 3 tahun 2019.
“Untuk tahap 2 saja baru 70 persen, sementara tahap 3 bisa cair dengan perjanjian pekerjaan tahap 2 segera diselesaikan, tetapi sampai saat ini baik tahap 2 maupun tahap 3 belum dikerjakan,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, pihaknya selaku BPD sempat mengadu kepada pihak Kecamatan Kutawaluya agar menegur ulah kepala desanya itu sehingga program kegiatan bisa berjalan sebagaimana mestinya. Namun sampai saat ini, jangankan melaksanakan pembangunan, berangkat ke kantornya saja sudah tidak pernah. Sehingga pelayanan masyarakat pun saat ini sangat terganggu dan mandeg karena sang kepala desa selalu mangkir dari tugasnya.
“Yang kami khawatirkan tentunya dana tersebut sudah habis dipakai untuk kepentingan pribadi, karena kalau memang dananya masih ada, tentunya tidak sulit untuk pelaksanaan pembangunan,” ucapnya.
Lebih dijelaskan Nadi, Desa Waluya mendapat realisasi Dana Desa Tahap 3 dari pemerintah hampir Rp. 500 juta dan dicairkan pada bulan Desember 2019 kemarin. Namun sejak pencairan, kepala desa seolah menghindar dengan tidak pernah ngantor bahkan keberadaannya pun saat ini masih tanda tanya.
“Jangankan ke kantor desa, di rumahnya pun dia (Kades-red) tidak pernah ada,” pungkasnya. Dan hingga berita ini dilansir, Duta Priangan belum berhasil menghubungi Kepala Desa Waluya tersebut. (Yaya Risbaya)