Ciamis, Duta Priangan – Pemerintahan Desa Sindangrasa, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat salurkan bantuan hewan ternak berupa Bebek sebanyak 250 ekor untuk meningkatkan ketahanan pangan dan hewani di pedesaan.
Kepala Desa Sindangrasa, Egi Suprayoga mengatakan, dalam program ketahanan pangan dengan kegiatan pengadaan hewan ternak bersumber dari dana desa (DD) tahun anggaran 2023 dengan pagu 148 juta.
“Kami alokasikan dana desa sebesar 148 juta dengan peruntykan pembelian bibit bebek, pengadaan pakan ternak selama 3 bulan, serta pembuatan kandang, dan program tersebut hingga kini masih berjalan, dan pihak desa masih melihat perkembangan serta terus memantau pengelolaannya,” jelas Kades saat ditemui Duta Priangan, Jum’at (22/09/2023).
Lanjut Kades Egi, “Awalnya pemerintah desa menunjuk kelompok untuk membudidayakan bebek tersebut, namun saat ini bebek-bebek itu sudah di kelola oleh masyarakat karena muncul permintaan mereka yang ingin ikut mengelola program ketahanan pangan ini,” paparnya.
Dijelaskan Egi, “Saat ini bebek-bebek tersebut sudah mulai menghasilkan telur, meski hasilnya belum maksimal, namun pihaknya berharap kedepannya, bebek-bebek itu bisa menghasilkan produksi telur yang melimpah. Dan telur-telur tersebut kebanyakan tidak dijual mentah, namun warga mengolah telur itu seperti dibuat Telor Asin, hal itu bertujuan agar nilai jual telur lebih tinggi,” ungkapnya.
Egi juga menambahkan dalam pengadaan pakan ternak, pihak desa juga melakukan pembudidayaan maggot, hal itu dilakukan untuk menutupi kebutuhan pakan bebek selama proses produksi dengan harapan budidaya magot seperti arahan dan saran dari para kelompok ini pun kedepannya bukan hanya mensuplai pakan ternak bebek saja, namun juga bisa untuk hewan ternak peliharaan lainnya.
Sementara itu, Kasi Ekbang Desa Sindangrasa, Subhan mengatakan, sampai saat ini pihaknya mengaku selalu melakukan monitoring perkembangan bebek tersebut yang tersebar di beberapa warga.
“Dan memang dalam pengelolaan budidaya bebek tersebut terdapat beberapa kendala, seperti sulit nya pakan, serta naik nya harga pakan, namun warga sudah berusaha mensiasati nya dengan cara lain seperti maggot untuk menyuplai pakan ternak itu” ujarnya.
Subhan juga menambahkan, sebenarnya pihaknya juga memiliki kendala di karenakan bebek-bebek tersebut awalnya mengalami stress saat pertama kali didatangkan ke lokasi.
“Stress itu selain karena perjalanan juga bisa di akibatkan oleh bedanya kandang, dan itu perlu waktu untuk penyesuaian bagi bebek-bebek tersebut” ujarnya.
“Apalagi saat pertama kali di datangkan usia bebek tersebut masih di kisaran 3 bulan namun hal itu, sudah kami siasati, dan alhamdulillah, kondisi bebek tersebut berangsur normal kembali,” tambahnya.
Ditambahkan peternak Bebek, Suherman warga dusun Pasiripis mengatakan, pihaknya membernarkan saat ini ia sudah melakukan pengembangbiakan bebek yang ia terima dari desa.
“Saya menerima sebanyak 21 ekor bebek, yang di antaranya satu pejantan dan 20 bebek betina, dan saat ini bebek-bebek tersebut sudah bertelur.” ujarnya.
Suherman juga menjelaskan sebenarnya dalam usaha budidaya bebek tersebut agak sedikit rumit dalam proses menghasilkan telur, seperti pemilihan kualitas pakan, serta cuaca yang bisa mempengaruhi bebek dalam bertelur.
“Saat musim penghujan kemarin, bebek yang saya pelihara bisa menghasil sebanyak 15 butir telur dalam sehari, namun dampak kemarau saat ini, produksinya anjlok 50 persen, bebek-bebek kami hanya menghasilkan telor sebanyak 7 butir saja dalam satu hari, ” ujarnya.
Suherman juga mengungkapkan rasa syukurnya dan rasa terima kasih kepada pemerintah desa yang sudah mempercayai dirinya untuk mengembangbiakan bebek tersebut.
“Ini langkah yang saya pikir cukup bagus, karena di samping pemberdayaan, warga juga memiliki aktivitas tambahan mata pencaharian yang baru.” pungkasnya.” (Revan)