Bandung, Duta Priangan – Memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas-red) yang jatuh pada setiap Tanggal 10 Agustus, Rumah Amal Salman Bandung menggelar kegiatan teknologi bertajuk “Salman Techno Fest” dengan tagline “Inovation for Society”. Bertepatan dengan hal itu, Rumah Amal telah melaksanakan soft launching pra event dan sesuai rencana puncak kegiatannya akan dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus besok.
Kegiatan ini memiliki tujuan untuk memperkenalkan dan memberikan edukasi kepada masyarakat umum mengenai teknologi yang bermanfaat dalam bidang kemanusiaan. Demikian persis diutarakan ketua pelaksana kegiatan Salman Techno Fest, Abdul Aziz saat ditemui Duta Priangan dalam sebuah kesempatan.
Diterangkan Aziz, Rumah Amal Salman merupakan lembaga pengelola zakat, infak, dan sedekah yang salah satunya memiliki fokus program pada inovasi teknologi. Sudah banyak inovasi yang diciptakan Rumah Amal untuk kegiatan sosial, seperti Ventilator Indonesia (Vent-I) di masa pandemi, Community Shelter, Hunian Sementara (Huntara), Hunian Tetap (Huntap) untuk daerah kebencanaan, dan Internet of Thing (IoT) untuk mengukur berat dan suhu hewan kurban.
Masih dipaparkan Aziz, “Salah satu misi Rumah Amal yakni menciptakan program strategis berbasis pendidikan dan teknologi. Melanjutkan misi tersebut pada kegiatan Salman Techno Fest, Rumah Amal mengandeng dosen-dosen ITB akan mengkampanyekan program teknologi ramah difabel,” katanya.
“Adapun teknologi yang dimaksud berupa pembuatan kaki palsu prostetik dan tangan palsu prostetik. Keutamaan kedua produk ini dibandingkan dengan yang lainnya, di antaranya kaki prostetik memiliki sumbu putar yang bisa direkayasa. Hal tersebut diperlukan untuk menjaga kestabilan gerak ketika berjalan termasuk para pengguna juga nantinya bisa duduk bersila,” tambah Aziz.
“Sedangkan tangan prostetik memiliki keunggulan adjustable socket atau yang bisa menyesuaikan volume tangan, karena seiring waktu volume tangan akan berubah. Keutamaan lainnya, harga cukup terjangkau sebab para dosen memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam negeri,” terangnya.
“Salman Techno Fest memberikan apresiasi dan ruang aktualisasi bagi para inovator, yakni dosen-dosen ITB yang mau mendedikasikan ilmunya untuk masyarakat,” tandas Aziz.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Rumah Amal Salman, Agis Nurholis menambahkan, Rumah Amal sebagai Lembaga Amil Zakat seringkali berinteraksi langsung dengan masyarakat. Di lapangan sendiri terdapat banyak masalah sosial yang perlu diberikan penanganan. Di sisi lain, Rumah Amal juga memiliki afiliasi dengan para dosen yang memiliki karya, sehingga bisa memberikan solusi untuk masyarakat.
“Rumah Amal menjadi penghubung antara para inovator dengan masyarakat untuk memberikan solusi atas permasalahan – permasalahan sosial yang terjadi,” ujar Agis.
Ia menambahkan Rumah Amal terus berupaya untuk mendukung lahirnya karya-karya teknologi dari bangsa sendiri. Dengan teknologi, bersama kita bisa memberikan solusi terkait permasalahan – permasalahan yang ada di masyarakat. Karena, sesuai fitrahnya teknologi, yakni sesuatu yang dapat memberikan kemudahan, rasa aman, dan nyaman bagi kelangsungan hidup manusia.
“Harapannya dengan adanya karya – karya anak bangsa, Indonesia dalam inovasinya bisa mengejar kedaulatan teknologi yang mudah-mudahan membuat kita tidak selalu bergantung ke negara lain.” pungkas Agis.(Rvn)