“Nasib Puluhan Pedagang dan Puluhan Karyawan Sotong Goreng Putra Cikal Tasikmalaya Semakin Tidak Karuan”
Tasikmalaya, Duta Priangan –
Wabah Virus Corona atau Pandemi Covid-19 kian hari dampaknya kian meresahkan masyarakat. Bukan saja khawatir terpapar virus dimaksud, namun wabah ini telah meluluh lantahkan perekonomian masyarakat, bahkan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyebutnya Corona telah melahirkan Warga Misbar (Warga Miskin Baru).
Semenjak pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan mensikapi Pandemi Covid-19 baik secara nasional maupun secara kewilayahan sejak pertengahan Maret kemarin dengan himbauan DRS (Di Rumah Saja) tak terhitung warga masyarakat yang kehilangan sumber kehidupannya, dan hingga berita ini dilansir belum ada langkah jitu pihak pemerintah diberbagai tingkatan untuk menanggulangi ekonomi masyarakat merupakan sebuah penderitaan
yang berdampak yang akhir-akhir ini meresahkan warga masyarakat berimbas pada berbagai sektor ekonomi. Tak lain yaitu unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti home industri sotong goreng di desa Sirnajaya Kecamatan Karangjaya kabupaten Tasikmalaya yang terancam gulung tikar.
Pasalnya, home industri khususnya dibudang usaha food and beverage (F&B) tersebut langsung merasakan dampak dari imbauan pemerintah yang menginstruksikan masyarakatnya untuk melakukan social distance bahkan bekerja dan belajar dari rumah, selama masa darurat Covid-19 sampai batas waktu yang tidak ditentukan, maka nasib para pengusaha, pekerja dan pedagang F&B ini tak menentu, terlebih kini sudah mau masuk dibulan kedua kondisi ekonomi kian terpuruk.
Asep Ruslan salah seorang pelaku usaha home industri Sotong Goreng dan Tahu Bulat asal Tasikmalaya sebelah timur misalnya. Sejak darurat Covid-19 diberlakukan langsung usahanya merasakan penurunan. Dengan terpaksa menarik puluhan pedagang kelilingnya yang tersebar diberbagai kota besar terlebih yang masuk dalam kategori zona merah.
Para pekerja pun secara berangsur dihentikan dari aktivitas produksinya, bahkan hingga berita ini dilansir Asep pun sudah mulai memberhentikan cabang home industri kue sotongnya dan dipastikan bila kondisi Covid-19 malah kian buruk maka sektor usaha ekonomi kreatif yang sudah dibinanya beberapa tahun silam ini akan terancam bangkrut.
“Dampak dari corona ini sangat dahsyat membunuh usaha kami. Puluhan pedagang, puluhan pekerja produksi terpaksa kehilangan pendapatan sebagai mata pencaharian. Dua minggu pertama mereka mungkin masih belum merasakan dampak ekonominya, karena masih punya tabungan dari sisa penghasilan sebelumnya. Namun di dua minggu selanjutnya kami sudah merasakan kesulitan, terlebih mendengar kabar darurat corona akan kembali diperpanjang bahkan di kota-kota besar mulai diberlakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), Hal ini sudah dipastikan akan membunuh ekonomi kami akibat tidak ada solusi,” terang Asep.
“Maka dari itu, kami meminta pihak pemerintah setempat khususnya dapat segera memberikan solusi yang terbaik agar warga masyarakat bisa bertahan hidup, terlebih tak lama lagi akan memasuki Bulan Suci Ramadhan.” pungkas Asep. (Abi)