Oleh: Agus Abidin, S.IP
Terbongkarnya dugaan kuat praktik transaksi esek-esek berbasis aplikasi yang menjajakan ‘Daun Muda’ di Kota Santri (Kota Tasikmalaya-red) ini merupakan tamparan hebat yang mendarat tepat dimuka warga bernotabene Kota Santri yang dua pekan terakhir mengusung tema ‘Tasik Berbudi’ merayakan hari jadinya ke 18 tahun.
Lansiran ‘Ratu Dunia’ (Media-red) yang memuat langkah refreship aparat hukum menertibkan prostitusi online dengan pelaku kaum selebritis belakangan hari masih dikalahkan oleh kabar serupa yang muncul dari Kota Seribu Pesantren ini. Kenapa demikian?, ya jangan heran kalau publik merasa penasaran karena konten berita menguak fakta dugaan kuat praktik prostitusi beraplikasi dengan pelaku anak muda usia sekolah, yang lebih menggelitik peminatnya dari kalangan pejabat, politisi, dan pengusaha lokal.
Hal itu kontras mewarnai lembaran media bersumber fakta penyelidikan lanjut pihak Kepolisian Resort Tasikmalaya Kota pasca digerebaknya dugaan praktik prostitusi online disalah satu pojok hotel di Kota Tasikmalaya dengan terciduknya muda-mudi usia sekolah ini.
Itu persoalan sosial, namun yang menjadi penulis geli, mereka mengaku pelanggan bisnis e-prostitusi ini adalah para pejabat dan politikus lokal, ini persoalan moral yang akan menjadi racun sepanjang sejarah bagi Kota Tasikmalaya
Polisi sudah menunaikan tugasnya selaras dengan jargon ‘Promoter’, insan media juga sudah melaksanakan tupoksinya dengan profesional, para pelaku pun tengah berhadapan dengan konsekwensi hukum akibat perbuatannya, lalu bagaimana dengan pejabat dan politikus lokal yang disebut jelas oleh pelaku sebagai penikmatnya. Penulis berharap ada langkah penelusuran baik dari aparat penegak hukum maupun dari insan pers agar hal ini tidak menjadi fitnah bagi para pejabat, politisi dan pengusaha di Tasikmalaya.
Berita Terkait: https://dutapriangan.co.id/diduga-praktik-prostitusi-online-muda-mudi-di-kota-santri-diciduk-polisi/
Penulis selaku warga yang kesehariannya bersosialisasi baik dengan para pejabat, politisi, maupun dengan pengusaha Tasikmalaya terkait satu hal ini sangat merasa gerah dibuatnya. Tidak terbayang bagi Pini Sepuh yang senantiasa Istiqomah mengamalkan, mengamankan, dan melestarikan marwah Kota Tasikmalaya sebagai Kota Santri akan diletakan dimana, sementara daerahnya sudah dilumuri oleh kabar kelakuan dosa besar hidung belang berlatar belakang oknum pejabat, oknum politisi dan pengusaha lokal sebagaimana dimaksud dalam pengakuan PSK Online tersebut. Ini momentum yang tepat untuk membuka tabir muka kaum ‘Munafikin’ yang berlindung dibalik Marwah kota yang selalu mengedepankan Tata Nilai Religius Islami.
(Penulis adalah Pimpinan Umum Duta Priangan)