Tasikmalaya, Duta Priangan – Seperti hal sekolah pada umumnya, diawal tahun ajaran pihak sekolah mengundang para orangtua (Ortu-red) siswa baru, disamping memang masanya pengenalan lingkungan sekolah bagi peserta didiknya dalam beradaptasi. Khusus bagi siswa sekolah dasar tidak sedikit masih butuh pendampingan orangtuanya bahkan membutuhkan waktu lumayan lama.
Hal itu pula yang pada kesempatan awal tahun ini pihak sekolah secara khusus mengundang para orangtua murid baru (Kelas I-red) selain untuk bersilaturahmi sekaligus memanfaatkan luang waktu tersebut dalam upaya mensosialisasikan Tata Tertib dan Aturan Sekolah (TTAS) yang dalam hal ini harus sama-sama dipahami oleh para orangtua siswa.
Demikian diungkapkan Kepala SD Negeri Indihiang Lilis Rosmiati, S.Pd., M.Pd kepada Duta Priangan Rabu (17/07/2019).
Nampak hadir dalam acara tersebut, Ketua Komite SDN Indihiang, Tatang Sontana.
Dalam pemaparan tata tertib dan aturan sekolah dimaksud, Lilis juga mengingatkan para ortu bahwa proses pendidikan akan berhasil jika terbangun sinergitas antara pihak pemerintah, peran serta orangtua siswa dan masyarakat pada umumnya.
Ditanya soal pemenuhan kebutuhan atribut atau seragam sekolah sebagai salah satu bagian realisasi tata tertib dan aturan sekolah anak harus mengenakan seragam, untuk pengadaannya Lilis menyerahkan hal itu kepada para orangtua murid dalam hal ini melalui Paguyuban Orangtua Murid (POM) di kelas masing-masing.
Acara pun dilanjut dengan forum komite sekolah yang pada kesempatan itu Tatang Sontana selaku Ketua Komite SDN Indihiang meminta partisifasi aktif para orang tua untuk membentuk paguyuban orangtua murid (POM) di kelas anaknya masing-masing yang nantinya pengurus POM tersebut menjadi akses informasi antara para orangtua baik dengan pihak sekolah maupun dengan pihak komite sekolah itu sendiri.
Terlebih, lanjut Tatang, diawal tahun pelajaran baru ini ada yang harus dimusyawarhkan terutama menyangkut kebutuhan anak sekolah yang mendasar yakni seragam sekolah mulai dari pakaian olahraga, batik, baju budaya, dan atribut sekolah lainnya yang namanya seragam tidak mungkin orangtua dibiarkan membuat masing-masing. Untuk itu pihak komite sekolah menekankan ada sinergitas antara semua pihak agar permasalahan klasik diawal tahun sekolah tidak terulang lagi. (AA)