“Awalnya Ada Guru Alami Gejala Demam, Flu dan Batuk Lalu Nular ke Siswa, TU, Bahkan Kepsek”
Tasikmalaya, Duta Priangan – Diantaranya Siswa, Guru, Tenaga Kependidikan, bahkan Kepala SMK-SPP Tasikmalaya yang terletak di Jl. Mulyasari, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat telah dinyatakan positif terpapar Covid-19 dan sempat geger menjadi ‘Klaster Sekolah” di Kota Tasikmalaya.
Hasil SWAB tes sebanyak 18 orang dinyatakan positif covid-19 kini tengah menjalani isolasi di RSUD Dewi Sartika Kawalu Kota Tasikmalaya dan hingga berita ini dilansir kondisidnya kian membaik, bahkan beberapa diantaranya yang dinyatakan OTG (Orang Tanpa Gejala-red) tengah menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Namun kepala sekolahnya setelah menjalani Rapid Tes ternyata negatif.
Demikian hal tersebut diterangkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah XII, Dr. Abur Mustikawanto, M.Ed saat dihubungi Duta Priangan via selulernya, Senin (15/03/2021).
“Semua yang dinyatakan terkonfirmasi covid dari hasil tes positif sudah tertangani, dan sudah mendapatkan penanganan smesetinya (isolasi-red) dan kesehatan semuanya menunjukan kearah yang lebih baik,” ujar Kacab.
Pada kesempatan ini pun Abur menghibau kepada semua pihak sekolah harus benar-benar memperhatikan dan melaksanakan protokoler kesehatan covid-19 terlebih memang ada hal yang harus memaksa berhadapan langsung terkait penyerahan tugas atau lainnya yang tidak mungkin dilakukan dengan daring, baik antara peserta dengan para guru maupun dengan pihak tenaga kependidikan.
Abur pun memastikan sejauh ini tidak ada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka dilingkungan wilayah tugasnya. Sebab, untuk KBM tatap muka masih belum diizinkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 setempat, semuanya dilakukan daring, kecuali kegiatan dengan peserta terbatas itu yakni kegiatan penanaman pohon di SMKN SPP Tasikmalaya yang diikuti oleh guru dan tenaga pendidik lainnya serta beberapa perwakilan siswa selang beberapa hari yang lalu.
Untuk diketahui, awalnya ada seorang guru yang memiliki keluhan sakit flu, batuk-batuk dengan demam memaksa datang ke sekolah untuk mengikuti sebuah kegiatan dengan peserta terbatas, yang melibatkan kepala sekolah, guru, dan staf tata usaha serta beberapa peserta didik sebagai perwakilan, dan rupanya dari kegiatan dimaksud mengakibatkan klusters baru sekolah setelah guru yang sakit bersangkutan menjalani tes swab, maka pihak petugas segera melakukan penanganan termasuk melakukan tracing di klusters sekolah dimasud yang hasilnya .
Dan dari hasil tracing tersebit hasilnya tidak ada penambahan lagi pasien positif dari kluster sekolah ini. Bahkan hasil tracing susulan pun tidak tidak diemukan kembali adanya warga terpapar dari klaster sekolah tersebut. (AA)