Tasikmalaya, Duta Priangan – Forum Gunung Pangajar (FGP) adalah sebuah organisasi pergerakan rakyat yang tumbuh dan berkembang dipupuk oleh kegelisahan dan rasa ketidak adilan, organisasi yang lahir pada 21 Desember 2017 kelahirannya didesak dan ditempa oleh konflik antara masyarakat pangajar dengan para pemangku kewenangan proyek nasional penambangan batu andesit Gunung Pangajar yang terletak di Desa Karanglayung Kecamatan Karangjaya Kabupaten Tasikmalaya.
Bermula dengan kejanggalan tidak adanya sosialisasi dan informasi yang cukup mengenai rencana penambangan gunung Pangajar sementara pekerjaan jalan proyek yang terbentang 10 Km dari lokasi pembangunan bendungan Leuwikeris sudah memasuki kawasan kaki gunung pangajar pada mulanya tanpa ada kordinasi dengan pihak pemerintahan setempat, hal itu telah membuat warga yang diperkirakan terkena dampak penambangan tersebut berpikir sepekulatif khawatir dan mulai resah.
Rencana penambangan batu guna kebutuhan material pembangunan mega proyek nasional bendungan Leuwi Keris itu akhirnya menimbulkan konflik dan inilah yang mendorong lahirnya pergerakaan masyarakat dengan militansi massa yang kuat.
Forum Gunung Pangajar mempunyai tradisi kajian menyoal berbagai hal, kegiatan sosialisasi organisasi di tengah masyarakat dalam acara acara kemasyarakatan selalau diikuti massa Pangajar dalam jumlah besar menjadikan masyarakat pangajar semakin kompak dan bersatu, warga pangajar seringkali sengaja mengundang pengurus harian (FGP-red) untuk mendengarkan perkembangan perjuangannya dalam kesempatan acara acara pengajian kampung atau sebaliknya warga sengaja diundang pada rapat rapat umum organisasi.
Gagasan massa digodok dalam rapat pengurus harian FGP dan dikembalikan lagi kepada masyarakat untuk ditanggapai dan diambil lagi gagasannya untuk digodog para aktivis FGP kemudian dikembalikan lagi ketengah tengah masyarakat begitu seterusnya sampai gagasan tersebut menjadi milik massa dan massa berpegang kuat inilah sebenarnya pondasi pengorganisasian Forum Gunung Pangajar
Disamping itu tradisi mengedepankan dialog dengan “lawan” pergerakan menjadikan FGP selain dikenal sebagai organisasi pergerakan massa telah menjadikan Forum Gunung Pangajar memiliki sisi intelektual yang terbukti mampuh mematahkan pendapat lawan lawannya dan mendekatkan harapan massa kepada tujuan perjuanganya, sementara pengerahan massa dalam jumlah besar menjadi alternatif terakhir ketika dialog dan komunikasi dengan lawan pergerakan dirasa mandeg dan tidak ada kemajuan
Hal lain Forum Gunung Pangajar mendasari pergerakannya dengan melaporkan segala kejanggalan kepada lembaga independen negara yang berwenang, seperti halnya dalam kasus penambangan batu gunung pangajar pihak Forum Gunung Pangajar menggandeng Ombusman RI perwakilan Jabar dalam memperkuat posisinya sehingga turut menjadi temuan Ombudsman RI perwakilan Jabar sebagai kesalahan prosesur amdal
Dalam menyoroti prosedur penambangan Forum Gunung Pangajar menemukan berbagai dugaaan kejanggalan dimulai dari keberadaan amdal penambangan yang disatukan dengan amdal pembangunan bendungan, setelah berkali kali digelar audiensi akhirnya berujung aksi massa besar besaran menutup akses jalan penambangan batu pangajar.
Terhitung sudah dua tahun lebih hingga saat ini akses jalan menuju pangajar masih di tutup FGP menunggu sampai terealisasinya amdal baru penambangan batu Pangajar, selain itu tidak adanya izin kesesuaian ruang gunung Aul, belum siapnya perencanaan penambangan yang menyeluruh dan tidak adanya setplan pasca penambangan menjadi konsen tuntutan FGP sekaligus mengawal prosesnya agar berjalan dengn baik dan benar serta mendekatkan proses tahapan prosedur tersebut kepada ruang publik sehingga dapat menyerap aspirasi masyarakat Pangajar.
Mengawal prosedur penambangan proyek nasional atas kebutuhan material berupa Batu Andesit yang mencapai lebih kurang lima juta meter kubik itu, langkah FGP dilakukan demi melindungi masyarakat terdampak dari risiko bencana dan kerugian, atau pun terdapat kerugian masyarakat pada akhirnya nanti.
Penulis adalah: Hendra Bima (Ketua Forum Gunung Pangajar)
Editor: Achmad Bilal (Pimred dutapriangan.co.id)