Tasikmalaya, Duta Priangan – Sekolah inklusi adalah sekolah yang juga memberikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Di sekolah ini, baik anak yang berkebutuhan khusus maupun tidak, akan belajar di kelas yang sama dan mendapat pendidikan yang sama pula. Terlebih Kota Tasikmalaya sudah sejak lama memproklamirkan diri sebagai kota inklusi, kota ramah anak. Demikian ujar Kabid Pembinaan SMP pada Disdik Kota Tasikmalaya, H. Asep Rusyadi, S.Pd., M.Pd saat ditemui Duta Priangan kala jeda kegiatan Sosialisasi Sekolah Inklusi Jenjang SMP di lingkup Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya yang usai dilaksanakan di SMPN 7 Tasikmalaya, Selasa (29/11/2022).

Hadir pada kesempatan itu, Kasi Kelembagaan dan Kesiswaan Bidang SMP, Dani Heryana, S.Pd., S.Sos, Kepala SLB Negeri Cineam, Rahmat Syafii, M.Pd selaku nara sumber tunggal, dan sejumlah peserta kegiatan yang terdiri dari para Kepala SMP Negeri serta guru perwakilannya.

Saat berbincang ringan seputar implementasi sekolah inklusi di sekolah-sekolah di lingkup Disdik Kota Tasikmalaya, H. Asep mengatakan “Secara konsep sekolah inklusi hanya berbicara tentang perbedaan saling menghormati antar sesama dan terkadang ada anak disabilitas lebih pintar dari pada anak normal, nah kondisi ini yang harus kita pahami dulu,” ujarnya.
Masih dipaparkan Asep, “Kita semua tau SLB adalah satuan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), namun kini SLB bukanlah satu-satunya pilihan bagi anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh pendidikan dan pelajaran yang sesuai. Kini, dengan label Kota Tasikmalaya Ramah Anak yang telah disandangnya sehingga semua sekolah pun bercap inklusi artinya sekolah yang ada harus membuka pintu lebar untuk menerima anak berkebutuhan khusus sehingga mereka (ABK-red) pun akan menerima hak yang sama dalam menerima pelayanan pendidikan di sekolah inklusi tersebut,” terangnya.
“Dan atas alasan tersebut maka Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (PSMP) Disdik Kota Tasikmalaya memandang penting melakukan sosialisasi kepada para pengelola satuan pendidikan dengan mengundang nara sumber yang kompeten dibidang pendidikan luar biasa ini,” tambah H. Asep.
Sementara itu, pemateri kegiatan atau nara sumber kegiatan sosialisasi tersebut, Rahmat mengakui memang bukan hal seperti membalikan telapak tangan dalam mengimplementasikan pelayanan pendidikan bagi ABK di sekolah umum.
“Kalau di sekolah kami (SLB-red) memang sudah diproyeksikan sekolah khusus bagi ABK dimana mulai dari sarana infrastruktur, baik sufrastrukturnya sudah diperuntukan bagi pendidikan ABK. Namun bagi sekolah umum, untuk menerima peserta didik ABK mungkin harus ada kesiapan khusus pula dari berbagai aspeknya, mulai dari sarana penunjang pembelajaran, terutama SDM guru hingga kepada implementasi kurikulumnya pun harus ada penyesuaian,” kata Rahmat.
Baca Juga: Duta Priangan Korlip Bandung Raya Jenguk Korban Gempa Bumi Cianjur
Masih dikatakan Rahmat, meski tidak mudah dalam merealisasikan sekolah inklusi ini, namun kami memiliki keyakinan bisa dilaksanakan dengan baik dan hal itu dibuktikan ada beberapa contoh sekolah inklusi yang bisa dikatakan berhasil, namun tidak dipungkiri pula kebanyakan sekolah malah sempat dibuatnya kelimpungan,” imbuh Rahmat. (AA)
Comments 1