Tasikmalaya, Duta Priangan – Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum selang beberapa hari kemarin usai mendeklarasikan kelompok Santri Tani (Santani) Jabar Juara di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Al Ruzhan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.
Deklarasi ini diawali dengan penanaman 700 pohon secara simbolis dengan jenis pohon berupa pohon keras dan tanaman holtikultura atau tanaman produktif di lahan seluas 7 hektare untuk tahap awal dari total ratusan hektare lahan yang ditargetkan.
Melalui deklarasi Santani Jabar Juara, Uu berharap hal itu menjadi motivasi bagi para Santri di seluruh Jabar agar bisa bertani.
“Karena ternyata pertanian bagi para kiai sangat cocok. Para kiai untuk mendapatkan atau memenuhi kebutuhan hidupnya yang pas itu dari pertanian dan perikanan,” ujar Uu.
“Kalau berdagang memang bisa, tapi untuk berdagang harus meninggalkan pesantren atau menjadi pegawai suka meninggalkan pesantren, supaya tetap diam di pesantren tapi mendapatkan hasil atau pendapatan yang cocok adalah melalui pertanian,” paparnya.
Uu menambahkan, gerakan Santani juga dilakukan untuk mendorong kemandirian pesantren dari sisi ekonomi sehingga pesantren bisa membiayai kebutuhan operasionalnya tidak hanya mengandalkan sumbangan para dermawan.
Selanjutnya, deklarasi Santani Jabar Juara akan digelar di berbagai pesantren di seluruh kota/kabupaten Jabar. “Saya akan terapkan ini (gerakan Santani-red) di seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat,” ucap Uu.
Adapun Santani Jabar Juara merupakan program kolaborasi antara Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar dan Dinas Kehutanan Provinsi Jabar. Oleh karena itu, para santri akan diberikan pelatihan dan pendampingan dari para penyuluh pertanian dan kehutanan.
Kepala Seksi Pengujian dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian UPTD Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar, Agus Guntara sementara itu mengatakan, pihaknya memiliki konsep pertanian terpadu untuk gerakan Santani.
“Santri nanti kita kerahkan, jangan gaptek (gagap teknologi) dengan alat mesin pertanian, santri jangan gaptek dengan produksi benih padi itu seperti apa,” terang Agus.
Masih menurut Agus, Santani pun bisa menjadi cikal bakal pelaku pertanian pesantren. Hal ini bisa menjadi sarana untuk mewujudkan pesantren yang masagi dan mandiri sebagai akselerasi visi Jabar Juara Lahir dan Batin.
“Jadi, saya tekankan lagi awal cikal bakal yang nyata pelaku pertanian itu dari pedesaan dan pedesaan tidak lepas dari pesantren,” tandas Agus.
“Kalau pesantren sudah masagi, Insyaallah apa yang disebut Jabar Juara dengan santri tani yang juara, dengan petani muda juara, itu cikal bakalnya tumbuh dari santri,” pungkas Agus. (Samsu)